Seringkali kita ditanya: problem apa yang paling banyak dijumpai dalam
perusahaan tempat kita bekerja? Jawabannya mungkin sangat mencengangkan
anda.
Pada umumnya jawaban yang diberikan adalah: persoalan keuangan, atau
kurangnya dana untuk menjalankan usaha. Memang benar, kas seringkali
merupakan tantangan besar bagi manajemen, terutama bagi perusahaan yang
sedang dalam perubahan yang dinamis, baik itu pertumbuhan atau penurunan
usaha.
Tapi sebenarnya kita tak selalu mempunyai masalah dalam hal pendanaan untuk
perusahaan. Setiap orang tahu bahwa ada banyak bank yang senantiasa mencari
“debitur yang baik”. Bila toh tidak ada bank masih ada ribuan investor yang
bersedia memasok dana. Dengan demikian, ketersediaan dana bukanlah persoalan
yang sesungguhnya.
Persoalan yang paling banyak kita lihat, yang menghambat keberhasilan
pertumbuhan perusahaan, adalah tiadanya FOKUS manajemen. Anda mungkin
bertanya: bukankah ini hanya merupakan pepatah tua manajemen? Benar sekali,
namun dengan penekanan yang berbeda: bahwa, penentuan fokus yang jelas atas
setiap strategi, tujuan atau tugas adalah tantangan yang paling banyak
dijumpai dan menjadi batu sandungan bagi banyak enterpreneur. Dan, batu
sandungan itu biasanya menyakitkan bahkan berakibat fatal.
Biasanya, para pendiri memulai usahanya dengan memfokuskan diri pada satu
dari tiga hal berikut: produk yang baik dan inovatif, misi yang
menggairahkan, atau memasuki pangsa pasar yang belum terlayani. Kemudian
para pendiri memasok dana dan investasi. Dan perusahaan pun berjalan,
karyawan direkrut, sistem dan prosedur disusun dan diawasi, kemudian muncul
berbagai persoalan dan resiko yang membutuhkan lebih banyak perhatian
manajemen serta keuangan.
Semua hal itu muncul beruntun dan mungkin tidak terpikirkan pertama kali.
Seringkali para pendiri bukanlah orang yang cukup ahli untuk menangani semua
itu. Mereka butuh orang lain yang mampu mengatasinya. Tapi, persoalan yang
lebih buruk muncul, karena para pendiri tidak mempercayai orang lain untuk
melakukan pekerjaan itu. Ketika mereka tidak mampu merekrut orang yang
tepat, mereka mungkin punya alasan kuat untuk tidak mempercayai siapa pun.
Kebanyakan hal ini timbul karena para pendiri merasa bahwa perusahaan ini
adalah perusahaan mereka yang harus dijalankan sesuai kemauan mereka. Lalu
diangkatlah seorang CEO yang akan mengawasi setiap detil, bahkan pada
bidang-bidang yang bukan merupakan keahlian mereka. Semua itu hanya akan
mencekik karyawan yang sebenarnya mereka rekrut untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan manajemen.
Akibatnya, para pendiri itu mengalihkan perhatian CEO dari tugas terbesar
mereka untuk melakukan pengembangan, menaikkan penjualan, atau membangun
jejaring yang bisa menyediakan berbagai sumber daya dan keuangan untuk
investasi-investasi baru dan kemitraan. Kini tidak ada orang lagi yang
mempunyai komitmen, intensitas dan gairah untuk membangun perusahaan. Maka
impian besar yang dicanangkan para pendiri ketika pertama kali mereka
membuka perusahaan pun pudar. Lalu banyak orang yang keheranan, bagaimana
perusahaan yang dimulai dengan luar biasa itu bisa jatuh dalam persoalan
yang berlarut-larut.
Jawabannya adalah fokus manajemen yang diterapkan pada seluruh sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan terpenting perusahaan. Pertanyaannya, apa
yang menjadi tujuan perusahaan yang paling penting? Mungkin jawabannya bisa
berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, cara untuk
menemukan jawaban yang tepat bagi anda tidaklah terlalu berbeda. Tak peduli
apakah anda sedang membangun General Electric, Microsoft atau lain-lain,
anda bisa menggunakan teknik yang sama untuk mengetahui apa tujuan
terpenting perusahaan. Kami membaginya menjadi lima alat dasar bagi
manajemen:
1–Visi.
Harus ada visi yang jelas yang menuntun perusahan akan dibawa kemana. Visi
ini harus secara aktif tercerminkan pada misi dan aktivitas harian dari
bisnis anda. Jika fokus utama anda adalah untuk mendapatkan uang
sebanyak-banyaknya, maka perhatian anda akan selalu tertuju pada setiap
kesempatan yang sesaat dapat menaikkan keuntungan anda. Dan, anda pun akan
melompat dari satu kesempatan pada kesempatan yang lain. Ini seperti
memperhatikan pergerakan harga saham setiap hari. Anda menghabiskan waktu
untuk mengejar trend bukan membangun trend. Selalulah mempunyai pandangan
yang jelas, akan kemana anda sedang menuju, dan pastikan setiap orang di
perusahaan anda melihat tujuan itu.
2–Rencana.
Pondasi enterpreneur yang sukses adalah rencana. Pikirkan masak-masak, bila
perlu tulislah sejelas-jelasnya, rencana bisnis sesuai visi anda, dan
tentukan apa yang ingin anda capai, apa goal dan tujuan anda, apa yang harus
anda lakukan untuk mencapai itu, produk dan pasar apa yang ingin anda
layani, seberapa banyak dan seberapa cepat, sumber daya apa yang anda
butuhkan (terutama orang dan dana), dan apa strategi yang anda gunakan untuk
mencapai tujuan itu. Kalau anda bisa menuliskannya di atas kertas, maka anda
akan tahu apa yang menarik perhatian dan menjadi fokus manajemen anda.
3–Anggaran.
Anggaran adalah rencana anda yang diwujudkan dalam angka-angka keuangan.
Setiap CEO selalu mempunyai anggaran, tetapi kebanyakan mereka menyimpannya
di dalam benar saja, ketimbang menuliskannya sehingga bisa digunakan oleh
setiap orang dalam manajemen untuk membantu meraih tujuan. Anggaran yang
tidak digunakan secara aktif oleh orang-orang dalam manajemen adalah lebih
buruk ketimbang sesuatu yang tidak berguna. Setiap CEO semestinya memberikan
pemahaman pada orang-orang dalam organisasinya, dan mengarahkan mereka untuk
selalu berada dalam jalur anggaran yang benar. Dengan demikian, kita selalu
mencari jawaban atas tiga pertanyaan berikut: bagaimana performa kita
dibanding anggaran? Apa yang harus dilakukan untuk mengecilkan variance? Apa
yang sudah kita pelajari untuk menyusun anggaran yang lebih baik tahun
depan?
4–Rekuitmen.
Rekrutlah orang-orang terbaik yang bisa anda dapatkan. Tentukan dengan jelas
tugas yang harus diselesaikan, lalu cari orang yang mampu melakukannya, tak
peduli apakah itu untuk pekerjaan CFO, tenaga penjual atau hanya seorang
clerk saja. Lalu beri mereka gaji / imbalan yang layak dan tuntutlah
performa yang luar biasa dari mereka. Anda akan mendapatkan bahwa uang yang
anda bayarkan untuk mereka memberikan imbalan yang jauh lebih banyak. Anda
pun hanya butuh sedikit orang untuk menjalankan perusahaan. Jika anda
mempekerjakan orang berdasarkan berapa gaji yang bersedia anda bayarkan,
maka anda takkan pernah mendapatkan lebih dari besar gaji itu, dan itu bukan
cara membangun perusahaan yang besar. Pekerjakan orang-orang yang terbaik.
5–Manajemen.
Berikan kesempatan bagi karyawan anda untuk melakukan apa yang semestinya
mereka lakukan. Beri mereka visi, petunjuk dan arahan yang jelas lalu
menjauhlah anda dari setiap detil. Mereka takkan pernah melakukan apa yang
mungkin anda lakukan, namun seringkali mereka melakukannya lebih baik dari
anda. Jika performa mereka tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka
ganti saja pekerjaan mereka atau ganti mereka. Jangan menghabiskan waktu
untuk menutup-nutupi kelemahan mereka. Ini hanya akan menambah kelemahan
diri anda sendiri, dan pekerjaan pun takkan pernah selesai dengan baik.
Fokus manajemen dicapai melalui pencanangan visi yang jelas, rencana
tindakan dan mempekerjakan karyawan yang berbakat, berdedikasi untuk
melakukan apa pun demi mencapai tujuan. Keberhasilan bsnis dicapai dengan
menguasai proses tersebut, atau bila tidak, mungkin anda hanya sedang
beruntung saja. Maka, sebenarnya mana yang anda pilih? (07052002)
(Disadur dari: Gene Siciliano, CMC, CMA, The Greatest Management Challenge)
http://www.resensi.net/tantangan-bagi-entreprener/2008/05/24/
Sabtu, 26 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar