Sabtu, 26 Desember 2009

Kesabaran

Sekalipun ada keuntungan untuk menjadi yang pertama, tetapi
terdapat lebih banyak keuntungan dalam menjadi yang terbaik.
Di dunia yang serba instan dan segera ini, layaklah kita melihat
bagaimana melakukan sesuatu secara sepantasnya.

Terburu-buru dan ketidak sabaran adalah bisa berakibat fatal
dan rentan terhadap kesalahan. Pelajarilah nilai kesabaran.
Sekalipun rasanya seperti anda tertinggal jauh di belakang,
tetapi dengan usaha yang terukur dan tekun, lebih mungkin
anda akan berada di depan.

Kesabaran bukan berarti menunda-nunda pekerjaan. Kesabaran
berarti mengambil tindakan SEKARANG, yang akan membawa hasil
di masa depan. Kesabaran berfokus pada hasil terbaik – bukan
pada hasil tercepat atau termudah. Kesabaran berarti mengerti
bahwa perjalanan panjang memiliki hasil yang panjang pula.

Mulailah dari sekarang, dan bersabarlah. Siapa yang mencari
hasil segera – akan segera pula kehilangan hasilnya – itupun
kalau mereka bisa mendapatkan hasil.

Memang makan waktu untuk menghasilkan yang terbaik, tetapi
anda sendiri yang akan menikmati hasilnya…
http://www.resensi.net/kesabaran/2008/12/12/

Si Tukang Kayu dan Rumahnya

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan
penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri
kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ”
katanya, “hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya
saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya
sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya
sendiri.

Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang
membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha
ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir
perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan
menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita
bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding
dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah
hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya
hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh
keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari
perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan
masuk dalam barisan kemenangan.

Pojok Renungan:
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”. (Adapted from The Builder -
Cecilia Attal)
http://www.resensi.net/si-tukang-kayu-dan-rumahnya/2008/11/15/

Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup

“Your successes and happiness are forgiven you only if you generously consent to share them. – Kesuksesan dan kebahagiaan akan sangat berarti jika kau mau berbagi dengan orang lain.” Albert Camus

Untuk dapat sekedar hidup, mungkin kita tidak perlu bersusah payah mencari peluang ataupun memikirkan bagaimana meningkatkan kualitas dan manfaat diri kita. Namun sebagai mahluk yang paling spesial diantara mahluk ciptaan Tuhan YME, kita berkewajiban untuk mendapatkan kehidupan yang berarti. Kita harus berupaya semaksimal mungkin. Sebuah pepatah bijak menyebutkan, “Find a meaningful need and fill it better than anyone else. – Kejarlah sesuatu yang bermakna, dan gunakanlah setiap peluang yang ada secara lebih baik dari siapapun.”

Ada beberapa langkah untuk menjadikan kehidupan kita menjadi lebih berarti. Langkah pertama adalah memperbesar kemauan untuk belajar. Manusia mempunyai pikiran yang luar biasa, maka gunakan pikiran tersebut untuk belajar menciptakan kemajuan-kemajuan dalam hidup. Kita dapat belajar dari berbagai hal, diantaranya adalah belajar kepada pengalaman hidup, kegagalan, kejadian sehari-hari, orang lain dan sebagainya. Maka tingkatkan terus kemauan belajar.

Langkah kedua supaya kehidupan kita lebih berati adalah mencoba melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan impian yang diidamkan. Bekerjalah lebih keras, lebih aktif atau produktif. Langkah ini sangat efektif dalam meningkatkan kemungkinan mendapatkan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang berharga bagi manusia.

Satu hal yang patut dijadikan pedoman bahwasanya kerja keras itu bukan semata-mata mengejar 5 P, yaitu power (kekuasaan), position (posisi), pleasure (kesenangan), prestige (kewibawaan) dan prosperity (kekayaan). Setiap usaha yang hanya berorientasi kepada lima hal tersebut memang menjamin kesuksesan atau bahkan hasil yang melimpah
ruah, tetapi tidak menjamin sebuah akhir yang menyenangkan. Contohnya adalah sebuah fakta tentang delapan orang miliarder di Amerika Serikat yang berkumpul di Hotel Edge Water Beach di Chicago, Illionis pada tahun 1923. Mereka adalah orang-orang yang sangat sukses, tetapi mengalami nasib tragis 25 tahun kemudian.

Salah seorang diantara mereka adalah Charles Schwab, CEO perusahaan besi baja ternama pada waktu itu, yaitu Bethlehem Steel. Tetapi Charles Schwab mengalami kebangkrutan total. Sehingga ia terpaksa berhutang untuk membiayai hidupnya selama 5 tahun sebelum meninggal. Yang kedua adalah Richard Whitney, President New York Stock Exchange. Namun pria ini ternyata menghabiskan sisa hidupnya dipenjara Sing Sing. Orang ketiga adalah Jesse Livermore, raja saham “The Great Bear” di Wall Street. Tetapi Jesse mati bunuh diri.

Orang ke empat adalah “The Match King”, Ivar Krueger, CEO perusahaan hak cipta, yang juga mati bunuh diri. Begitu juga dengan Leon Fraser, Chairman of Bank of International Settlement, ia mati bunuh diri. Yang keenam adalah Howard Hupson, CEO perusahaan gas terbesar di Amerika Utara. Tetapi ia sakit jiwa dan dirawat di rumah sakit jiwa
hingga akhir hidupnya. Arthur Cutton sebelumnya adalah pemilik pabrik tepung terbesar di dunia, tetapi ia meninggal di negri orang lain. Sedangkan Albert Fall, waktu itu ia adalah anggota kabinet presiden
Amerika Serikat. Namun ia meninggal di rumahnya di Texas ketika baru saja keluar dari penjara.

Di dunia ini tidak sedikit orang yang semula sangat sukses, tetapi merana di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka. Kehidupan mereka seakan-akan tidak berarti meskipun sebelumnya sangat kaya raya. Upaya terbaik memang dapat menghasilkan kesuksesan besar, tetapi bukan berarti merupakan jaminan sebuah akhir kehidupan sebagai manusia yang penuh arti.

Karena itu langkah berikutnya yang harus kita lakukan adalah mengimbangi kerja keras dengan berbuat kebaikan. Seorang penulis pada abad 20-an yang berkebangsaan Perancis, AndrĂ© Gide, mendefinisikan kebaikan itu sebagai berikut; “True kindness presupposes the faculty of imagining as one’s own the suffering and joys of others. –
Kebaikan yang sesungguhnya adalah kemampuan merasakan penderitaan maupun kebahagiaan orang lain.”

Kerja keras yang diimbangi dengan berbuat kebaikan akan menghasilkan semangat yang tinggi untuk mendapatkan lebih dari apa yang dibutuhkan. Hal itu terdorong oleh keinginan untuk dapat berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Pada akhirnya kebaikan tersebut berpengaruh positif terhadap semangat hidup, motivasi, dan kemajuan
sikap dan ekonomi. James Allen, penulis buku berjudul As a Man Thinketh mengatakan, “Pemikiran serta perbuatan baik tidak mungkin mendatangkan hasil yang buruk; pemikiran dan perbuatan buruk tidak
mungkin mendatangkan hasil baik.”

Dengan belajar, bekerja keras dan berbuat kebaikan maka kita akan dapat menciptakan kehidupan yang jauh lebih berarti. Langkah-langkah sebagaimana dijelaskan diatas terbukti juga sangat efektif menjadikan kesan positif tentang diri kita tidak mudah dilupakan orang. Saya meyakini bahwa kita masih mempunyai banyak kesempatan dan potensi untuk mendapatkan kehidupan berharga itu dimanapun dan apapun pekerjaan kita.

Sumber: Make A Life, Not Merely A Living – Ciptakan Kehidupan, Bukan Sekedar Hidup oleh Andrew Ho.
http://www.resensi.net/ciptakan-kehidupan-bukan-sekedar-hidup/2008/10/25/

7 Buah Kata

Aku tahu aku berbeda dari anak-anak lain. Dan aku amat membencinya. Ketika aku mulai bersekolah, teman-teman selalu mengejekku, maka aku semakin tahu perbedaan diriku. Aku dilahirkan dengan cacat. Langit-langit mulutku terbelah.Ya, aku adalah seorang gadis kecil dengan bibir sumbing, hidung bengkok, gigi yang tak rata. Bila berbicara suaraku sumbang, sengau dan kacau. Bahkan aku tak bisa meniup balon bila tak kupejet hidungku erat-erat.

Jika aku minum menggunakan sedotan, air akan mengucur begitu saja lewat hidungku. Bila ada teman sekolahku bertanya, “Bibirmu itu kenapa?” Aku katakan bahwa ketika bayi aku terjatuh dan sebilah pecahan beling telah membelah bibirku.

Sepertinya aku lebih suka alasan ini daripada mengatakan bahwa aku cacat semenjak lahir. Saat berusia tujuh tahun aku yakin tidak ada orang selain keluargaku yang mencintai aku. Bahkan tidak ada yang mau menyukaiku.

Saat itu aku naik ke kelas dua dan bertemu dengan bu Leonard. Aku tak tahu apa nama lengkapnya. Aku hanya memanggilnya bu Leonard. Beliau berparas bundar, cantik dan selalu harum. Tangannya gemuk. Rambutnya coklat keperakan. Matanya hitam lembut yang senantiasa tampak tersenyum meski bibirnya tidak. Setiap anak menyukainya. Tetapi tak ada yang menyintainya lebih daripada aku. Dan aku punya alasan tersendiri untuk itu.

Pada suatu ketika sekolah melakukan test kemampuan pendengaran; yaitu mendengar kata yang dibisikkan dengan satu telinga ditutup bergantian. Terus terang sulit bagiku untuk mendengar suara-suara dengan satu telinga. Tidak ada orang yang tahu akan cacatku yang satu ini. Aku tak mau gagal pada test ini lalu menjadi satu-satunya anak dengan segala cacat di sekujur tubuhnya.

Maka aku mencari akal untuk menyusun rencana curang. Aku perhatikan setiap murid yang ditest. Test berlangsung demikian: setiap murid diminta berjalan ke pintu kelas, membalikkan tubuh, menutup satu telinganya dengan jari, kemudian bu guru akan membisikkan sesuatu dari mejanya tulisnya. Lalu murid diminta untuk mengulangi perkataan bu guru. Hal yang sama dilakukan pada telinga yang satunya. Aku menyadari ternyata tak ada seorang pun yang mengawasi apakah telinga itu ditutup dengan rapat atau tidak. Kalau begitu aku akan berpura-pura saja menutup telingaku. Selain itu aku tahu dari cerita murid-murid yang lain bu guru biasanya membisikkan kata-kata seperti, “Langit itu biru” atau “Apakah kau punya sepatu baru?”.

Kini tiba pada giliran terakhir; giliranku. Aku berjalan ke luar kelas, membalikkan tubuh lalu menutup telingaku yang cacat itu dengan kuat tetapi kemudian perlahan-lahan merenggangkannya sehingga aku bisa mendengar kata-kata yang dibisikkan oleh bu guru.

Aku menunggu dengan berdebar-debar kata-kata apa yang akan dibisikkan oleh bu Leonard. Dan bu Leonard, bu guru yang cantik dan harum, bu guru yang aku cintai itu, membisikkan tujuh buah kata yang aku telah mengubah hidupku selamanya. Ia berbisik dengan lembut, “Maukah kau jadi putriku, wahai gadis manis?” Tanpa sadar aku berbalik, berlari, memeluk bu Leonard erat-erat, dan membiarkan seluruh air mataku tumpah di tubuhnya.
http://www.resensi.net/7-buah-kata/2008/10/23/

Bekerjalah dengan Cinta

Wanita paruh baya itu berperawakan pendek dan sedikit gemuk. Beberapa helai uban turut menghiasi mahkota kepalanya yang diikat dengan penjepit rambut. Namun raut wajah bulat telur itu seakan tak pernah sekalipun terlihat cemberut. Ia selalu tampak riang, sehingga menyembunyikan parasnya yang jelas telah digurati keriput.

Wanita itu memang tidak terlalu renta, tetapi kekuatan dan kegesitan di masa mudanya niscaya telah direnggut usia. Karenanya, percayakah bahkan dari dirinya pun akan ada sebuah pelajaran tentang makna cinta?

* * *

Selalu…

Sabtu adalah hari yang ditunggu. Hari di mana nafas bisa dihela dengan panjang, dan sejenak mengistirahatkan raga dari rentetan kesibukan yang melelahkan. Saatnya pula untuk menikmati kebersamaan dengan seisi anggota keluarga. Sehingga, berbelanja di sebuah supermarket dekat rumah pun menjadi hiburan yang tak kalah meluahkan kebahagiaan.

Namun sepertinya tidak bagi wanita itu. Bagaikan tak mengenal hari libur, nyaris setiap waktu sosoknya selalu kutemui di sekitar kokusai kouryuu kaikan serta kampus.

Layaknya hari kerja, dikemasnya sampah-sampah yang berserakan serta dipisahkan antara yang terbakar dan tidak. Lantas ditaruhnya pada plastik yang berbeda warna. Sebentar kemudian diambilnya kain untuk mengelap kursi dan meja. Tak lupa, dengan vacuum cleaner dibersihkannya juga permukaan lantai. Setelah selesai ia segera beranjak ke toilet, lalu dengan mengenakan sarung tangan plastik dibersihkannya bekas kotoran manusia tersebut tanpa raut muka jijik.

Ia seperti tak peduli rasa lelah atau letih, walaupun terlihat pakaian seragam cleaning service biru mudanya telah basah bersimbah keringat. Tak juga kepenatan menyurutkan keramahannya untuk bertegur sapa dengan siapa saja saat bertemu muka.

Wanita itu entah siapa namanya. Hanya dengan panggilan obachan ia biasa disapa. Saat bersua denganku, juga selalu disempatkannya bertanya kabar. Bahkan ia pernah bercerita panjang lebar tentang anak-anak serta cucunya karena sering melihatku berjalan-jalan dengan keluarga. Beberapa kali pula saat usai kerja kulihat ia sedang berbelanja, masih lengkap dengan seragam biru mudanya. Lantas ditaruh barang-barang tersebut dikeranjang, dan perlahan dikayuhnya pedal sepeda tua untuk beranjak pulang.

Entahlah, rasanya tak ada perasaan iri dihatinya saat di hari libur ia ternyata harus bekerja, sementara aku justru berleha-leha. Ia bahkan tetap saja semangat bekerja dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan obachan dan ojichan lain yang pernah kutemui, mereka selalu asyik menikmati pekerjaannya. Mencabut rumput liar di pekarangan kampus ketika musim panas, menyapu jalanan dari daun yang berserakan pada musim gugur, bahkan dengan bersusah payah turut menyerok tumpukan bongkahan salju di musim dingin.

Terlihat betapa bergairahnya mereka ketika memang waktunya harus bekerja. Gairah dalam bentuk kesungguhan dalam menekuni apapun jenis pekerjaan, yang mungkin tak dipandang orang walau dengan sebelah mata. Karenanya, tak terdengar ngalor-ngidul obrolan hingga jam istirahat tiba untuk sejenak melepaskan lapar dan dahaga. Berselang satu jam kemudian, mereka akan kembali sibuk menekuni pekerjaannya. Senantiasa egitu, dari waktu ke waktu.

Rutinitas mereka mungkin tidaklah istimewa. Bekerja demi memperoleh sedikit nafkah atau sekedar menghabiskan waktu luang, tentu lebih baik dari bermalas-malasan di rumah. Terlebih-lebih itu adalah pekerjaan kasar, bukan kerja kantoran yang menyenangkan dengan penyejuk atau pemanas ruangan.

Lalu mengapa mereka selalu saja bekerja seolah tak pupus oleh lelah? Bahkan bekerja bagaikan sebuah energi yang tak kunjung padam, mengalir dalam pembuluh darah serta menggerakkan jiwa dan raganya.

Sekejap akupun tepekur, kemudian mahsyuk merenung…

Dan kulihat ada gairah membara yang berpendar dari balik kerut-merut kelopak mata tua itu. Seolah sinar matanya menyiratkan pesan agar bekerjalah dengan cinta. Karena bila engkau tiada sanggup, maka tinggalkanlah. Kemudian ambil tempat di depan gapura candi untuk meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita. (Kahlil Gibran). Wallahu a’lamu bish-shawaab.
-Abu Aufa-

Catatan:
- Kokusai kouryuu kaikan: International House
- Obachan: wanita berumur, setengah tua
- Ojichan: pria berumur, setengah tua
http://www.resensi.net/bekerjalah-dengan-cinta/2008/09/28/

3 Hari Dalam Hidup Ini

Hari pertama : Hari kemarin.
Kita tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Kita tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Kita tak mungkin lagi menghapus kesalahan dan mengulangi kegembiraan yang Kita rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat dan beristirahat dengan tenang;
lepaskan saja…

Hari kedua : hari esok.
Hingga mentari esok hari terbit,
Kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Kita tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Kita tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; toh belum tentu esok hari Kita merengkuhnya
biarkan saja…

Yang tersisa kini hanyalah hari ini.
Pintu masa lalu telah tertutup,
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri Kita untuk hari ini.
Kita dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila Kita mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini, hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada Kita.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa Kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri Kita sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan sekarang juga

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
http://www.resensi.net/3-hari-dalam-hidup-ini/2008/09/20/

Rezeki saya ada dimana-mana

Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam.
Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini. Ah, hari yang
menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit
tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah
ditambah dengan “acara” kehujanan.

Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng
yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya.
Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian, ditemani rokok dan
lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. “Disini saja dik,
daripada kehujanan…,” begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh.

Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang
pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya
berkata, “tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja. Sang Bapak
tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan
penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah
pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar. Tangannya cekatan sekali
meraih botol kecap dan segenap bumbu.

Segera saja, mie goreng yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula
canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, “Wah hujannya tambah deras nih,
orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak?” Bapak itu menoleh ke arah saya,
dan berkata, “Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya..” katanya sambil menghisap
rokok dalam-dalam.

“Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?” kata saya, “Wah, rezekinya
jadi berkurang dong ya?” Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja, tak banyak yang
membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu
tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru…

“Gusti Allah, ora sare dik, (Allah itu tidak pernah istirahat), begitu katanya.
“Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama
anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi
lumayan lah tanahnya.” Bapak itu melanjutkan, “Anak saya yang disini pasti bisa
ngojek payung kalau besok masih hujan…”

Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, “Gusti Allah ora sare”. Allah
Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya
telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada
artinya di depan perkataan sederhana itu. Makna nya terlampau dalam, membuat
saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan.

Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak
hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi, dan hal
nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat
ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar.

Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa
menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi
sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun
derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung,
atau mendorong mobil yang mogok.

Hmm…saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran
tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak di benak saya. “Ya Allah,
Engkau Memang Maha yang Tak Pernah Beristirahat” Untunglah, hujan telah reda,
dan sayapun telah selesai makan. Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yang
teringat, Gusti Allah Ora Sare….Gusti Allah Ora Sare…

***

Teman, begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya.
Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang
tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang
sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar.

Termasuk kali ini. Ya, ini adalah hari yang bersejarah buat saya. Saat ini, usia
saya telah bertambah, dan milis ini pun memasuki tahun yang ketiga. Tentu, ya
tentu, saya merasa bersyukur sekali dengan semua ini. Namun, kadang wujud syukur
itu tak tampak kentara dalam runutan hidup yang saya lakoni.

Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan
sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada
hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang
menakjubkan saya lakukan.

Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa
saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah
kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap
belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Aku berdoa agar diberikan kekuatan…Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku
kuat menghadapinya.

Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan…Namun, Allah memberikanku masalah agar
aku mampu memecahkannya.

Aku berdoa agar diberikan kecerdasan…Namun, Allah memberikanku otak dan
pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya.

Aku berdoa agar diberikan keberanian…Namun, Allah memberikanku marabahaya agar
aku mampu menghadapinya

Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang…Namun, Allah memberikanku
orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya.

Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan…Namun, Allah memberikanku pintu
kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.
http://www.resensi.net/rezeki-saya-ada-dimana-mana/2008/09/18/

Cangkir yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. “Lihat cangkir itu,” kata si nenek kepada suaminya. “Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara “Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi orang itu berkata “belum !” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum !”

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum !” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

***

Sahabat, dalam kehidupan ini adakalanya kita seperti disuruh berlari, ada kalanya kita seperti digencet permasalahan kehidupan. Tapi sadarlah bahwa lakon-lakon itu merupakan cara Tuhan untuk membuat kita kuat. Hingga cita-cita kita tercapai. Memang pada saat itu tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan.

“Sahabat, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai pencobaan, sebab Anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya Anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.”

Apabila Anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena akhir dari apa yang sedang anda hadapi adalah kenyataan bahwa anda lebih baik, dan makin cantik dalam kehidupan ini.
http://www.resensi.net/cangkir-yang-cantik/2008/07/14/

Tantangan bagi Entreprener

Seringkali kita ditanya: problem apa yang paling banyak dijumpai dalam
perusahaan tempat kita bekerja? Jawabannya mungkin sangat mencengangkan
anda.

Pada umumnya jawaban yang diberikan adalah: persoalan keuangan, atau
kurangnya dana untuk menjalankan usaha. Memang benar, kas seringkali
merupakan tantangan besar bagi manajemen, terutama bagi perusahaan yang
sedang dalam perubahan yang dinamis, baik itu pertumbuhan atau penurunan
usaha.

Tapi sebenarnya kita tak selalu mempunyai masalah dalam hal pendanaan untuk
perusahaan. Setiap orang tahu bahwa ada banyak bank yang senantiasa mencari
“debitur yang baik”. Bila toh tidak ada bank masih ada ribuan investor yang
bersedia memasok dana. Dengan demikian, ketersediaan dana bukanlah persoalan
yang sesungguhnya.

Persoalan yang paling banyak kita lihat, yang menghambat keberhasilan
pertumbuhan perusahaan, adalah tiadanya FOKUS manajemen. Anda mungkin
bertanya: bukankah ini hanya merupakan pepatah tua manajemen? Benar sekali,
namun dengan penekanan yang berbeda: bahwa, penentuan fokus yang jelas atas
setiap strategi, tujuan atau tugas adalah tantangan yang paling banyak
dijumpai dan menjadi batu sandungan bagi banyak enterpreneur. Dan, batu
sandungan itu biasanya menyakitkan bahkan berakibat fatal.

Biasanya, para pendiri memulai usahanya dengan memfokuskan diri pada satu
dari tiga hal berikut: produk yang baik dan inovatif, misi yang
menggairahkan, atau memasuki pangsa pasar yang belum terlayani. Kemudian
para pendiri memasok dana dan investasi. Dan perusahaan pun berjalan,
karyawan direkrut, sistem dan prosedur disusun dan diawasi, kemudian muncul
berbagai persoalan dan resiko yang membutuhkan lebih banyak perhatian
manajemen serta keuangan.

Semua hal itu muncul beruntun dan mungkin tidak terpikirkan pertama kali.
Seringkali para pendiri bukanlah orang yang cukup ahli untuk menangani semua
itu. Mereka butuh orang lain yang mampu mengatasinya. Tapi, persoalan yang
lebih buruk muncul, karena para pendiri tidak mempercayai orang lain untuk
melakukan pekerjaan itu. Ketika mereka tidak mampu merekrut orang yang
tepat, mereka mungkin punya alasan kuat untuk tidak mempercayai siapa pun.
Kebanyakan hal ini timbul karena para pendiri merasa bahwa perusahaan ini
adalah perusahaan mereka yang harus dijalankan sesuai kemauan mereka. Lalu
diangkatlah seorang CEO yang akan mengawasi setiap detil, bahkan pada
bidang-bidang yang bukan merupakan keahlian mereka. Semua itu hanya akan
mencekik karyawan yang sebenarnya mereka rekrut untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan manajemen.

Akibatnya, para pendiri itu mengalihkan perhatian CEO dari tugas terbesar
mereka untuk melakukan pengembangan, menaikkan penjualan, atau membangun
jejaring yang bisa menyediakan berbagai sumber daya dan keuangan untuk
investasi-investasi baru dan kemitraan. Kini tidak ada orang lagi yang
mempunyai komitmen, intensitas dan gairah untuk membangun perusahaan. Maka
impian besar yang dicanangkan para pendiri ketika pertama kali mereka
membuka perusahaan pun pudar. Lalu banyak orang yang keheranan, bagaimana
perusahaan yang dimulai dengan luar biasa itu bisa jatuh dalam persoalan
yang berlarut-larut.

Jawabannya adalah fokus manajemen yang diterapkan pada seluruh sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan terpenting perusahaan. Pertanyaannya, apa
yang menjadi tujuan perusahaan yang paling penting? Mungkin jawabannya bisa
berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lain. Namun, cara untuk
menemukan jawaban yang tepat bagi anda tidaklah terlalu berbeda. Tak peduli
apakah anda sedang membangun General Electric, Microsoft atau lain-lain,
anda bisa menggunakan teknik yang sama untuk mengetahui apa tujuan
terpenting perusahaan. Kami membaginya menjadi lima alat dasar bagi
manajemen:

1–Visi.

Harus ada visi yang jelas yang menuntun perusahan akan dibawa kemana. Visi
ini harus secara aktif tercerminkan pada misi dan aktivitas harian dari
bisnis anda. Jika fokus utama anda adalah untuk mendapatkan uang
sebanyak-banyaknya, maka perhatian anda akan selalu tertuju pada setiap
kesempatan yang sesaat dapat menaikkan keuntungan anda. Dan, anda pun akan
melompat dari satu kesempatan pada kesempatan yang lain. Ini seperti
memperhatikan pergerakan harga saham setiap hari. Anda menghabiskan waktu
untuk mengejar trend bukan membangun trend. Selalulah mempunyai pandangan
yang jelas, akan kemana anda sedang menuju, dan pastikan setiap orang di
perusahaan anda melihat tujuan itu.

2–Rencana.

Pondasi enterpreneur yang sukses adalah rencana. Pikirkan masak-masak, bila
perlu tulislah sejelas-jelasnya, rencana bisnis sesuai visi anda, dan
tentukan apa yang ingin anda capai, apa goal dan tujuan anda, apa yang harus
anda lakukan untuk mencapai itu, produk dan pasar apa yang ingin anda
layani, seberapa banyak dan seberapa cepat, sumber daya apa yang anda
butuhkan (terutama orang dan dana), dan apa strategi yang anda gunakan untuk
mencapai tujuan itu. Kalau anda bisa menuliskannya di atas kertas, maka anda
akan tahu apa yang menarik perhatian dan menjadi fokus manajemen anda.

3–Anggaran.

Anggaran adalah rencana anda yang diwujudkan dalam angka-angka keuangan.
Setiap CEO selalu mempunyai anggaran, tetapi kebanyakan mereka menyimpannya
di dalam benar saja, ketimbang menuliskannya sehingga bisa digunakan oleh
setiap orang dalam manajemen untuk membantu meraih tujuan. Anggaran yang
tidak digunakan secara aktif oleh orang-orang dalam manajemen adalah lebih
buruk ketimbang sesuatu yang tidak berguna. Setiap CEO semestinya memberikan
pemahaman pada orang-orang dalam organisasinya, dan mengarahkan mereka untuk
selalu berada dalam jalur anggaran yang benar. Dengan demikian, kita selalu
mencari jawaban atas tiga pertanyaan berikut: bagaimana performa kita
dibanding anggaran? Apa yang harus dilakukan untuk mengecilkan variance? Apa
yang sudah kita pelajari untuk menyusun anggaran yang lebih baik tahun
depan?

4–Rekuitmen.

Rekrutlah orang-orang terbaik yang bisa anda dapatkan. Tentukan dengan jelas
tugas yang harus diselesaikan, lalu cari orang yang mampu melakukannya, tak
peduli apakah itu untuk pekerjaan CFO, tenaga penjual atau hanya seorang
clerk saja. Lalu beri mereka gaji / imbalan yang layak dan tuntutlah
performa yang luar biasa dari mereka. Anda akan mendapatkan bahwa uang yang
anda bayarkan untuk mereka memberikan imbalan yang jauh lebih banyak. Anda
pun hanya butuh sedikit orang untuk menjalankan perusahaan. Jika anda
mempekerjakan orang berdasarkan berapa gaji yang bersedia anda bayarkan,
maka anda takkan pernah mendapatkan lebih dari besar gaji itu, dan itu bukan
cara membangun perusahaan yang besar. Pekerjakan orang-orang yang terbaik.

5–Manajemen.

Berikan kesempatan bagi karyawan anda untuk melakukan apa yang semestinya
mereka lakukan. Beri mereka visi, petunjuk dan arahan yang jelas lalu
menjauhlah anda dari setiap detil. Mereka takkan pernah melakukan apa yang
mungkin anda lakukan, namun seringkali mereka melakukannya lebih baik dari
anda. Jika performa mereka tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka
ganti saja pekerjaan mereka atau ganti mereka. Jangan menghabiskan waktu
untuk menutup-nutupi kelemahan mereka. Ini hanya akan menambah kelemahan
diri anda sendiri, dan pekerjaan pun takkan pernah selesai dengan baik.

Fokus manajemen dicapai melalui pencanangan visi yang jelas, rencana
tindakan dan mempekerjakan karyawan yang berbakat, berdedikasi untuk
melakukan apa pun demi mencapai tujuan. Keberhasilan bsnis dicapai dengan
menguasai proses tersebut, atau bila tidak, mungkin anda hanya sedang
beruntung saja. Maka, sebenarnya mana yang anda pilih? (07052002)

(Disadur dari: Gene Siciliano, CMC, CMA, The Greatest Management Challenge)
http://www.resensi.net/tantangan-bagi-entreprener/2008/05/24/

Senin, 21 Desember 2009

Kisah Anjing Menyusui Anak Kucing

BANYUMAS - Adalah hal yang lumrah jika mendengar dan melihat antara anjing dan kucing, merupakan hewan yang selalu bermusuhan. Bagaimana jika kedua hewan ini menjadi pasangan induk dan anak? Apakah masih lumrah?

Jika kedua hewan yang sejak jaman dulu kala saling bertengkar, kemudian terdengar menjalin keakraban di satu rumah, mungkin pernah terdengar. Tapi berbeda dengan yang satu ini.

Hal inilah yang terjadi di Banyumas antara induk anjing yang diberi nama Ciwek piaraan Asong (39), salah seorang warga Desa Tambak Negara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, dengan anak-anak kucing milik warga lainnya.

Siapapun tidak menyangka jika Ciwek pada akhirnya menyusui tiga ekor anak kucing yang diberi nama Boy, Teddy , dan Novi itu.

Kejadian unik ini berawal ketika tetangga Asong, Edi Wahono (50), menitipkan tiga ekor anak kucing piaraannya yang baru saja ditinggal mati induknya karena keracunan. Kemudian di saat yang bersamaan, Ciwek juga baru ditinggal mati anak-anaknya.

Tak bisa diduga apa yang melatarbelakangi kedua jenis hewan tersebut saling melengkapi. Namun Edi menduga, kedua hewan ini merasa memiliki nasib yang sama.

"Saat masih berusia satu bulan, anak-anak kucing ini ditinggal mati induknya karena keracunan. Induk anjing milik tetangga saya ini juga kehilangan anak-anaknya karena mati. Itulah yang menjadikan mereka jadi harmonis," ujar Edi Wahono, Senin 14 Desember kemarin.

Dituturkan, setiap hari anak-anak kucing ini selalu makan dalam satu wadah dengan induk anjing. Usai makan, mereka juga saling bercanda di halaman rumah.

Jadi, masihkah dianggap lumrah?
Siapa sangka jika akhirnya seekor induk anjing, Ciwek, mau menyusui tiga ekor anak kucing, Boy, Teddy, dan Novi. Empati, mungkin itulah yang berusaha ditunjukkan Ciwek pada ketiga ekor anak kucing yang ditinggal mati induknya.

Ketika menitipkan tiga ekor anak kucing piaraannya, Edi Wahono (50) sama sekali tak menyangka jika piaraannya malah menemukan induk yang baru dalam diri piaraan Asong, Ciwek. Padahal, pada awalnya Edi hanya merasa iba pada piarannya yang baru saja kehilangan induknya karena mati keracunan.

Asong sendiri yang menerima titipan tiga ekor anak kucing berumur 3 bulan ini, pada awalnya hanya membiarkan ketiganya dirawat di rumahnya. Tanpa sama sekali berniat mendekatkan ketiganya dengan Ciwek.

Namun perhatian kuat justru ditunjukkan Ciwek, si induk anjing. Dia yang juga ditinggal mati anak-anaknya seperti memberi perhatian kepada ketiga anak kucing ini.

Setiap hari, Ciwek menemani dan bercanda dengan Boy, Teddy, Novi. Beberapa minggu kemudian justru muncul keunikan lain, yaitu Boy, Teddy, Novi malah berusaha menyusu kepada Ciwek. Anehnya, Ciwek pun memberikan air susunya kepada Boy, Teddy, dan Novi.

Asong dan Edi menduga, kedua hewan dari jenis berbeda ini saling melengkapi karena didasari atas kesamaan nasib, dan kemudian saling melengkapi layaknya induk hewan dengan anak-anak yang dilahirkannya.

Ciwek sendiri, semula dipelihara sebagai anjing penjaga rumah Asong, yang berada di tepi Sungai Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas.

Kini Ciwek tidak hanya menjadi penjaga rumah Asong majikannya, namun juga menjadi penjaga bagi tiga ekor anak kucing yang sekarang menjadi anak-anaknya.(Saladin Ayyubi/Global/hri)
http://news.okezone.com/read/extend/2009/12/15/345/285240/ciwek-sayangi-boy-teddy-dan-novi

Kisah Anjing Menyusui Anak Kucing

BANYUMAS - Adalah hal yang lumrah jika mendengar dan melihat antara anjing dan kucing, merupakan hewan yang selalu bermusuhan. Bagaimana jika kedua hewan ini menjadi pasangan induk dan anak? Apakah masih lumrah?

Jika kedua hewan yang sejak jaman dulu kala saling bertengkar, kemudian terdengar menjalin keakraban di satu rumah, mungkin pernah terdengar. Tapi berbeda dengan yang satu ini.

Hal inilah yang terjadi di Banyumas antara induk anjing yang diberi nama Ciwek piaraan Asong (39), salah seorang warga Desa Tambak Negara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, dengan anak-anak kucing milik warga lainnya.

Siapapun tidak menyangka jika Ciwek pada akhirnya menyusui tiga ekor anak kucing yang diberi nama Boy, Teddy , dan Novi itu.

Kejadian unik ini berawal ketika tetangga Asong, Edi Wahono (50), menitipkan tiga ekor anak kucing piaraannya yang baru saja ditinggal mati induknya karena keracunan. Kemudian di saat yang bersamaan, Ciwek juga baru ditinggal mati anak-anaknya.

Tak bisa diduga apa yang melatarbelakangi kedua jenis hewan tersebut saling melengkapi. Namun Edi menduga, kedua hewan ini merasa memiliki nasib yang sama.

"Saat masih berusia satu bulan, anak-anak kucing ini ditinggal mati induknya karena keracunan. Induk anjing milik tetangga saya ini juga kehilangan anak-anaknya karena mati. Itulah yang menjadikan mereka jadi harmonis," ujar Edi Wahono, Senin 14 Desember kemarin.

Dituturkan, setiap hari anak-anak kucing ini selalu makan dalam satu wadah dengan induk anjing. Usai makan, mereka juga saling bercanda di halaman rumah.

Jadi, masihkah dianggap lumrah?
Siapa sangka jika akhirnya seekor induk anjing, Ciwek, mau menyusui tiga ekor anak kucing, Boy, Teddy, dan Novi. Empati, mungkin itulah yang berusaha ditunjukkan Ciwek pada ketiga ekor anak kucing yang ditinggal mati induknya.

Ketika menitipkan tiga ekor anak kucing piaraannya, Edi Wahono (50) sama sekali tak menyangka jika piaraannya malah menemukan induk yang baru dalam diri piaraan Asong, Ciwek. Padahal, pada awalnya Edi hanya merasa iba pada piarannya yang baru saja kehilangan induknya karena mati keracunan.

Asong sendiri yang menerima titipan tiga ekor anak kucing berumur 3 bulan ini, pada awalnya hanya membiarkan ketiganya dirawat di rumahnya. Tanpa sama sekali berniat mendekatkan ketiganya dengan Ciwek.

Namun perhatian kuat justru ditunjukkan Ciwek, si induk anjing. Dia yang juga ditinggal mati anak-anaknya seperti memberi perhatian kepada ketiga anak kucing ini.

Setiap hari, Ciwek menemani dan bercanda dengan Boy, Teddy, Novi. Beberapa minggu kemudian justru muncul keunikan lain, yaitu Boy, Teddy, Novi malah berusaha menyusu kepada Ciwek. Anehnya, Ciwek pun memberikan air susunya kepada Boy, Teddy, dan Novi.

Asong dan Edi menduga, kedua hewan dari jenis berbeda ini saling melengkapi karena didasari atas kesamaan nasib, dan kemudian saling melengkapi layaknya induk hewan dengan anak-anak yang dilahirkannya.

Ciwek sendiri, semula dipelihara sebagai anjing penjaga rumah Asong, yang berada di tepi Sungai Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas.

Kini Ciwek tidak hanya menjadi penjaga rumah Asong majikannya, namun juga menjadi penjaga bagi tiga ekor anak kucing yang sekarang menjadi anak-anaknya.(Saladin Ayyubi/Global/hri)
http://news.okezone.com/read/extend/2009/12/15/345/285240/ciwek-sayangi-boy-teddy-dan-novi

Waspada Kecurangan Isi Tabung Gas 3 Kg

Marieska Harya Virdhani - Okezone
(Foto: Koran SI)

DEPOK - Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kota Depok meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap kecurangan isi tabung gas elpiji tiga kilogram oleh agen nakal.

Hiswana Migas meminta masyarakat segera melaporkan hal tersebut untuk ditindaklanjuti.

Ketua Hiswana Migas Yahman Setiawan mengatakan, pihaknya siap menelisik jalur distribusi elpiji 3 kilogram untuk mencari indikasi terjadinya kecurangan. ”Kalau ada laporan dari masyarakat tentang kurangnya isi gas, akan kami tindak agennya,” tegasnya kepada wartawan, Selasa (22/12/2009).

Menurut Yahman, pihaknya selalu melakukan pemantauan secara rutin terhadap 25 agen gas elpiji di Depok. Selama ini, ujar Yahman, belum ditemukan adanya penyusutan isi gas yang melebihi batas toleransi.

"Selama ini memang ada penyusutan, paling berkisar satu hingga dua ons. Penyusutan tersebut biasanya sering terjadi saat pengisian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE)," terangnya.

Yahman mengaku selama ini pihaknya tidak pernah melakukan penimbangan ulang setelah dilakukan pengisian di SPBE. “Karena jumlah tabung mencapai ribuan, tidak mungkin kami menimbang satu per satu. Justru pengisian di SPBE yang harus diperhatikan. Pengisian di SPBE tidak pernah dilakukan pengukuran dengan alasan alat pengukurnya rusak,” paparnya.

Dia mengimbau kepada masyarakat pengguna gas elpiji 3 kilogram untuk menukar gas elpiji jika mendapatkan takaran tabung yang tidak sesuai. "Berkurangnya isi tabung gas elpiji biasanya diketahui oleh konsumen. Tukarkan saja, saya jamin diganti," serunya.(ton)

Ajarkan Anak Etika Liburan

ANDA ingin si kecil jadi anak baik, tapi apakah mereka tahu makna keinginan Anda? Ajaran tentang sopan santun yang Anda berikan pada si kecil akan teruji saat liburan bersama keluarga.

Gambaran sempurna dalam Natal: keluarga besar kumpul di meja makan, banyak hadiah di ruang keluarga, dan nampan minuman di atas meja tamu. Si kecil tak sabar membuka hadiah untuknya, keadaan pun mulai kacau.

Anda dapat mencegah kekacauan, tapi tak bisa menghentikannya segera. Teriakkan, “Ayo, berhenti!” hanya membuat tangis si kecil meraung-raung. Lalu, bagaimana?

Berikut beberapa triknya, seperti dikutip Sheknows.

Tangani dengan sigap

Penting untuk menyiapkan si kecil liburan dengan baik. Luangkan sedikit waktu untuk bicara dengannya tentang etiket yang baik.

Apa yang akan Anda lakukan saat berada di antara keluarga besar, dan si kecil membuat berpolah tidak sopan? “Pindahkan si kecil dari situasi tersebut ke ruangan lain,” kata Dr Jodi Stoner and Lori Weiner, co-authors “Good Manners are Contagious”.

Jelaskan dengan tenang bahwa luapan kemarahannya menyakiti perasaan saudara-saudaranya, dan katakan, “’Tidak baik menyakiti perasaan seseorang’. Pastikan dia meminta maaf,” kata Dr Stoner.

Bawa si kecil kembali ke ruangan tanpa banyak cakap untuk menyinggung kesalahannya. Jangan sampai ada keluarga yang mendengar permintaan maafnya pada Anda, tapi biarkan dia berlalu seperti tak ada masalah.

Setelah itu, Anda bisa melanjutkan obrolan bersama keluarga. Jangan heran kalau ada kerabat yang memanfaatkan situasi tersebut untuk menunjukkan kelamahan Anda dalam mengasuh anak. Toh, Anda sigap menangani kemarahan si kecil.

Hentikan kebiasaan buruknya sebelum dimulai

Kalau tak ingin liburan jadi momen penuh malapetaka, persiapkan sejak jauh-jauh hari untuk bicara dengan si kecil tentang harapan Anda. Biarkan ia tahu bahwa Anda tetap akan memeluk dan menciumnya meski sibuk mempersiapkan kegiatan liburan.

Katakan pula bahwa kemungkinan ia akan menerima hadiah yang tidak disukai. Ajarkan dia cara menangani situasi tersebut.

“Ajarkan secara spesifik cara merespons hadiah yang tidak disukainya. Itu memberi anak Anda rasa percaya diri untuk menangani situasi sulit, juga waktu yang baik untuk mengajarkan ide di balik pemberian hadiah. Jadi, dia mengerti konsep persiapan dan pertimbangan dalam memilih dan membeli hadiah untuknya,” papar Dr Storer.

Sebagai contoh, Anda bisa mengatakan pada si kecil, “Kalau nenek kasih kamu hadiah yang nggak kamu suka, tetap harus bilang terima kasih dan berikan nenek pelukan dan ciuman. Dia sangat mencintaimu, dan memilih hadiah yang ia kira itu kamu sukai.”

Untuk membiasakan etiket baik, Anda bisa bermain peran (role-playing) memberi hadiah. Anda juga harus menjadi contoh yang baik. Caranya, tunjukkan penghargaan tulus atas hadiah yang Anda terima.

Terakhir, bicarakan pula pada si kecil tentang makna liburan. Liburan tak melulu soal hadiah, tapi kebersamaan dengan keluarga tak kalah penting.
Fitri Yulianti - Okezone

Senin, 14 Desember 2009

Ciri-ciri Pemimpin Berkarakter.

Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan

(interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif. Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :



1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.

2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.

3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.

4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.

5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

6. Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.

7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.

___________
Abdul Rahman Kadir, MM

Punya Tapi Tidak Memiliki

Kalau dipikir-pikir, memangnya kita punya apa? Yang benar-benar punya kita. TV yang kita miliki memang punya kita, kita bisa menggantinya sesuka kita, kita bisa mengubah-ubah bentuknya seperti yang kita inginkan sesuai dengan kemampuan keuangan yang kita miliki. Kita bisa menghidupkan dan mematikan. Untuk mendapatkan dan meng-upgradenya pun. Tinggal berusahalah!

Lalu, bagaimana misalnya dengan tubuh ini? Yang selalu bersama kita semenjak lahir hingga sekarang ini? Mmm… waktu lahir, sudah ada di diri kita, kita sebagai pemilik taunya langsung ada, dan gratis. Kita bisa merawatnya, mungkin juga bisa 'menggantinya'. Tak satu pun orang lain bisa meng-klaim bahwa tubuh kita ini milik orang lain.

Namun kita tidak bisa berbuat banyak seperti halnya terhadap material lain seperti TV tadi, seperti upgrade hidung, pertumbuhan tinggi badan, denyutan jantung, dan bahkan berhenti diluar kemampuan kita (yang mengklaim benar-benar bukan orang lain memilikinya!).

Lalu yang kita punya apa? Jelas-jelas 'sesuatu itu' selalu ada pada kita tapi ga bisa apa-apa! Punya tapi tak memiliki.


___________
jack Febrian -- Dosen dan Praktisi Teknologi Informasi di Bandung. Telah menulis beberapa buku, diantaranya Menggunakan Internet, Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Menjelajah Dunia dengan Google, Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia, dll.

Senin, 07 Desember 2009

Banyak Jalan Menuju Sukses Berbisnis

Januari 14, 2008 · & Komentar
Januari
anuari 14, 2008 · & Komentar

Banyak Jalan Menuju Sukses Berbisnis

Sebagai jurnalis di Majalah SWA yang hampir tiap minggu bertemu entrepreneur sukses dari skala UKM hingga konglomerat, saya sering ditanya sobat2 dan kawan yang baru merintis bisnis sendiri. “Dari pertemuan dan perkenalan dengan mereka, apa sih sebenarnya rahasia sukses bisnis mereka? Kenapa sih kok mereka itu bisa sukses dan bisnis mereka bisa membesar hingga skala korporasi?”.

Terus terang, tidak mudah menjawab pertanyaan seperti ini. Jawabannya bisa puluhan halaman. Tapi kalau kalau saya boleh memberikan beberapa catatan kecil, dari yang saya dapatkan informasinya, bahwa jalan menuju sukses itu bisa berbeda-beda, sesuai pengalaman dan konteks bisnisnya masing-masing. Ada yang mengatakan kunci sukses berbisnis adalah ‘menjaga kepercayaan karena dari dipercayalah kemudian muncul trust dari para mitra kita, termasuk pembeli”. Biasanya mereka yang mengatakan seperti ini bisnisnya di bidang jasa dan bisnis banyak berurusan dengan klien-klien besar secara B2B. Dua kenalan saya yang satu kontraktor bisnis pertambangan dan satunya pengusaha kurir sama-sama mengatakan ‘kunci sukses ialah menyenangkan orang lain dan menjaga hubungan baik”. Bisa jadi karena dia banyak pelanggan korporat dan pekerjaan dia harus menservis setiap demand dari klien — dalam artian positif, bukan menyogok.

Sementara kawan yang bisnisnya garmen, fashion, dan consumer good, cenderung mengatakan, “inti sukses berbisnis ialah membangun merek, membangun nama baik di hadapan semua konsumen”. Karena itu tahapan tersulit ialah membangun merek dari produk kita agar dikenal konsumen secara luas, diakui sebagai produk yang baik dan dibeli. Pendapat ini tentu saja juga betul, sesuai konteks industri yang digeluti.

Bahkan diantara sesama pengusaha yang bisnisnya sama-sama B2B, atau sama-sama ritel ke mass consumer pun pendapatnya masih bisa berbeda-beda. Karena momentum sukses dari masing-masing orang itu juga beragam. Kalau ada diantara kawan2 yang sudah membaca buku baru terbitan Gramedia “10 PENGUSAHA YG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI 0” tulisan saya (Sudarmadi), mungkin bisa lihat contoh Pak Roni Lukito, pengusaha tas dari Bandung.

Pak Roni ini punya merek tas yang amat terkenal di Indonesia seperti Exsport, Eiger, Bodypac, dll. Beliau hanya lulusan STM tapi sukses dan punya ribuan karyawan. Nah, saya lihat momentum yang membuat beliau bisa berkembang itu setelah dia diterima sebagai pemasok di Matahari. Untuk bisa diterima sebagai pemasok Matahari ia ditolak 13 kali, tapi terus mencoba dan kemudian setelah 13 kali baru berhasil diterima. Dari sinilah ia mulai mendapatkan ‘ruang’ untuk membuktikan bahwa produknya memang baik dan digemari konsumen. (Catatan: Pak Roni ini pengusaha sukses yg sangat low profile yang nggak pernah diwawancara media, makanya profilnya nggak pernah kelihatan di media massa. Saya beruntung sekali bisa dipercaya beliau sehingga mau saya profilkan).

Saya lihat, meskipun beliau ini sekarang bisnisnya sudah bermacam-macam, termasuk sukses membangun proyek perumahan mewah di Bandung dan bahkan punya klub pacuan kuda dan segala fasilitas lapangannya, namun momentum yang membuat dia sukses ialah ketika ia diterima sebagai pemasok Matahari saat merintis bisnis tas itu. Karena dari situlah jalannya menjadi lebih lempang dan cepat. Saya kira tugas kawan2 yang ingin sukses membangun usaha sendiri ialah ‘menemukan momentum’ seperti itu dan kalau sudah ketemu lalu menggenjotnya’. Kalau istilahnya Hermawan Kertajaya, menemukan G-Spot-nya. Kita tidak boleh lelah mencari ‘kendaraan’ agar bisa menemukan momentum seperti itu.

Tentu saja kita juga harus selalu rendah hati untuk belajar dari banyak orang. Entah kebetulan atau tidak, ternyata sebagain besar pengusaha sukses yang saya temui, juga sangat menyukai bacaan2 baru dan buku2 yang mendorong, seperti biografi mereka2 yang telah terbukti sukses. Mereka rajin menggali inspirasi dari berbagai sumber, baik dari pelakunya langsung atau pihak lain yang tahu seperti para konsultan. Contohnya pengusaha kurir, Pak Budiyanto yang juga diprofilkan di buku ‘10 Pengusaha Sukses…” ini, ternyata beliau sudah sangat sering membaca profil pengusaha-pengusaha sukses sejak masih mahasiswa D3 UGM. Entah dari buku, majalah, koran, dll. Saya kira pilihan ’suka membaca’ seperti itu bisa dimengerti karena bagi kita sendiri mungkin belum tentu bisa ketemu pengusaha besar si A, B, dan C — kalau harus mendengar dia ceramah di sebuah sesi seminar mungkin biayanya diatas Rp 2 juta — namun kita bisa mengakses lebih murah cara2 berpikir dan kiat mereka dari hasil wawancara dengan media tertentu atau buku.

Disini, message-nya, sebenarnya orang sukses itu ialah orang mau berendah hati untuk selalu belajar, bisa dari buku2 bacaan dan media massa, bisa juga dari pembicaraan langsung dengan pengusaha yang telah lebih dulu sukses.

Dan tentu saja juga orang yang selalu berusaha terus-menerus tanpa putus asa. Ibarat batu, sekeras-kerasnya batu kalau tiap hari kena tetesan air, lama-lama akan tergerus juga dan lama-lama batu itu bisa habis. Kita semua ini adalah air yang terus menetes itu. Selama kita tidak pernah lelah untuk ‘menetes’ maka yakinlah bahwa batu-batu itu akan habis. Dan jangan lupa, dalam setiap mengeluarkan ‘tetesan’ itu seraya bersyukur dan mengingat Sang Pencipta agar semua tetesan kita diberkahi. Jangan sampai kita sukses berbisnis tapi hati kita gersang kan?…

Semoga usaha kawan2 semua sukses

Semoga usaha kawan2 semua sukses sesuai rencana dan diberkati. Amin.

Salam hormat

Sudarmadi (Darma) dikutip dari Milis Inspirasi

Kasih Anak Sepanjang Galah

Februari 28, 2007 — introspeksidiri

Alkisah di suatu desa ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang Ibu sering sekali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya . Adapun anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi,mengadu ayam, dan banyak lagi yang membuat si ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun begitupun ibu tua itu selalu berdoa kepada Tuhan, "Tuhan tolong Kau sadarkan anakku yang ku sayangi, supaya ia tidak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin menyaksikan dia bertobat, sebelum Aku mati". Namun semakin lama si Anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk bui karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri di sebuah rumah penduduk desa. Namun malang nasibnya akhirnya ia tertangkap oleh penduduk yang kebetulan lewat. Kemudian dia dibawa ke hadapan Raja untuk diadili sesuai dengan kebiasaan di Kerajaan tersebut. Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi si Anak tersebut dijatuhi hukuman Pancung.

Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh desa. Hukuman pancung akan dilakukan keesokan harinya didepan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat lonceng hukuman berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai juga ke telinga si Ibu. Dia menangis, meratapi Anak yang sangat dikasihinya. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan, Ampunilah Anak Hamba. Biarlah Hamba-Mu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya." Dengan tertatih-tatih dia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan, tapi keputusan sudah bulat, si Anak tetap harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur si Ibu kembali ke rumah. Tidak berhenti dia berdoa supaya anaknya diampuni.Karena kelelahan dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan ,rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang Algojo sudah siap dengan Pancungnya, dan si Anak tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan, lonceng hukuman belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya didatangi petugas yang membunyikan lonceng. Dia Juga mengaku heran, karena sudah sedari tadi dia menarik lonceng, tapi suara dentangnya tidak ada. Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang di pegangnya mengalir darah, darah tersebut datangnya dari atas, tempat di mana Lonceng diikat.

Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. Tahukah Anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng besar itu ditemui tubuh si Ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk Bandul di dalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terbentur ke dinding lonceng . Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si Anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan.Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke Atas dan mengikat dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi di dalam lonceng,untuk menghindari hukuman pancung anaknya.
http://intropeksidiri.wordpress.com/2007/02/28/kasih-anak-sepanjang-galah/

owh gitu yach brarti u drmh ja dunk

Februari 28, 2007 — introspeksidiri

Alkisah di suatu desa ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang Ibu sering sekali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya . Adapun anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk, yaitu suka mencuri, berjudi,mengadu ayam, dan banyak lagi yang membuat si ibu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun begitupun ibu tua itu selalu berdoa kepada Tuhan, "Tuhan tolong Kau sadarkan anakku yang ku sayangi, supaya ia tidak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan aku ingin menyaksikan dia bertobat, sebelum Aku mati". Namun semakin lama si Anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk bui karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri di sebuah rumah penduduk desa. Namun malang nasibnya akhirnya ia tertangkap oleh penduduk yang kebetulan lewat. Kemudian dia dibawa ke hadapan Raja untuk diadili sesuai dengan kebiasaan di Kerajaan tersebut. Setelah ditimbang berdasarkan sudah seringnya ia mencuri, maka tanpa ampun lagi si Anak tersebut dijatuhi hukuman Pancung.

Pengumuman hukuman itu disebarkan ke seluruh desa. Hukuman pancung akan dilakukan keesokan harinya didepan rakyat desa dan kerajaan tepat pada saat lonceng hukuman berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai juga ke telinga si Ibu. Dia menangis, meratapi Anak yang sangat dikasihinya. Sembari berlutut dia berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan, Ampunilah Anak Hamba. Biarlah Hamba-Mu yang sudah tua renta ini yang menanggung dosa dan kesalahannya." Dengan tertatih-tatih dia mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan, tapi keputusan sudah bulat, si Anak tetap harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur si Ibu kembali ke rumah. Tidak berhenti dia berdoa supaya anaknya diampuni.Karena kelelahan dia tertidur dan bermimpi bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan ,rakyat berbondong-bondong untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang Algojo sudah siap dengan Pancungnya, dan si Anak tadi sudah pasrah menantikan saat ajal menjemputnya. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, tanpa terasa dia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan, lonceng hukuman belum juga berdentang. Suasana mulai berisik. Sudah lima menit lewat dari waktunya. Akhirnya didatangi petugas yang membunyikan lonceng. Dia Juga mengaku heran, karena sudah sedari tadi dia menarik lonceng, tapi suara dentangnya tidak ada. Ketika mereka sedang terheran-heran, tiba-tiba dari tali yang di pegangnya mengalir darah, darah tersebut datangnya dari atas, tempat di mana Lonceng diikat.

Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah itu. Tahukah Anda apa yang terjadi?

Ternyata di dalam lonceng besar itu ditemui tubuh si Ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk Bandul di dalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak berbunyi, sebagai gantinya kepalanya yang terbentur ke dinding lonceng . Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si Anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan.Dia menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke Atas dan mengikat dirinya di lonceng tersebut serta memeluk besi di dalam lonceng,untuk menghindari hukuman pancung anaknya.
http://intropeksidiri.wordpress.com/2007/02/28/kasih-anak-sepanjang-galah/

Selasa, 01 Desember 2009

Artikel & Opini Universitas Bangka Belitung Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Bagai Dua Sisi Mata Uang)

"Dalam pengelolaan sumber daya alam ini benang merahnya yang utama adalah mencegah timbulnya pengaruh negatif terhadap lingkungan dan mengusahakan kelestarian sumber daya alam agar bisa digunakan terus menerus untuk generasi-generasi di masa depan."Membahas tentang sumber daya alam, dapat kita bagi ke dalam dua kategori besar, yakni sumber daya alam yang bisa diperbaharui (seperti hutan, perikanan dan lain-lain). Dan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, seperti, minyak bumi, batubara, timah, gas alam dan hasil tambang lainnya. Dalam tulisan ini akan kita kaji sumber daya alam berupa hasil tambang dan itu tidak dapat diperbaharui. Membicarakan hasil tambang, tentu timah merupakan salah satunya.

Apalagi timah sangat identik dari sebuah ciri khas sebuah propinsi yang bernama Bangka Belitung. Siapa yang tidak kenal negeri kita jika kita katakan merupakan salah satu pulau penghasil timah di republik ini. Namun, berbicara tentang pengelolaan hasil tambang berupa timah itu sendiri, rasanya sangat malu melihat bagaimana permukaan negeri ini yang telah hancur dan membentuk kolong-kolong kecil sehingga membentuk seperti sebuah danau-danau kecil. Apalagi butuh cost yang sangat mahal untuk reklamasi lahan minimal mengurangi dampak buruk pada masa yang akan datang. Siapa yang akan disalahkan? Bukan pertanyaan itu yang mesti kita jawab.

Tapi, bagaimana hal seperti itu bisa terjadi dan apa yang mesti kita perbuat untuk memberikan solusi yang terbaik untuk kelestarian sebuah lingkungan hidup. Mungkin, jika dikaitkan dengan kemiskinan dan bagaimana masyarakat harus berpikir untuk mengenyangkan “perut” hal inilah mungkin yang menjadi sebab utama mendorong penduduk menguras alam sehingga merusak lingkungan. Jika kita amati bahwa dapat kita katakan ada hubungan antara jumlah dan macamnya sumber daya alam dengan produk bagi konsumsi masyarakat. Hubungan tersebut terlihat bahwa semakin besar pola konsumsi masyarakat maka semakin banyak pula sumber daya alam yang akan dikelola dan semakin beraneka ragam pola konsumsi masyarakat, maka semakin bermacam pula sumber daya alam yang akan dikelola.

Dari permasalahan tersebut di atas, dapat kita telaah dan mungkin harus menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa hal seperti itu bisa terjadi? Jawabannya tentu ada pada diri kita masing-masing untuk lebih bersikap arif terhadap lingkungan sebelum lingkungan itu sendiri yang memberitahu kepada kita bahwa setiap bencana alam yang terjadi adalah karena ulah tangan manusia itu sendiri. Kita amati bagaimana sebuah bencana banjir yang terjadi di Aceh & Sumatera Utara yang diakibatkan penggundulan Taman Nasional, Gunung Leuser, Alikodra (7/12/2006) atau di negeri Serumpun Sebalai sendiri, beberapa minggu terakhir terjadinya banjir yang menggenangi daerah Semabung, Pangkalpinang akibat tidak ada lagi yang menjadi penyerap air di daerah sekitarnya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa kawasan hutan memiliki kemampuan dalam mengatur tata air, mencegah erosi dan banjir serta memelihara kesuburan tanah.

Berbicara sumber daya alam tentu tak lepas dari peran sebuah teknologi tepat guna untuk sebuah kelestarian lingkungan. Untuk itu, pengusaha harus dapat memilih teknologi dan cara produksi yang bisa memperkecil dampak negatif dari kepada lingkungan. Apalagi jika kita lihat kebijakan penataan ruang daerah dilakukan dengan tujuan untuk mampu menciptakan pemanfaatan ruang wilayah yang berimbang, optimal dan berwawasan lingkungan untuk kepentingan masyarakat luas. Kita tidak dapat menutup mata, bagaimana pemanfaatan teknologi berupa alat berat pada sektor pertambangan, yang secara seporadis membabat habis hutan untuk mencari hasil tambang yang terkadang hasilnya nihil atau 0%. Kepada siapa kita akan bertanggung jawab? Pikirkan apa yang dapat kita tinggalkan untuk generasi mendatang dan apa yang dapat kita katakan kepada mereka. Atau lingkungan hidup yang seperti inikah yang akan kita wariskan kepada mereka?

Akhir dari sebuah permasalahan, tentu akan tuntas dengan adanya solusi-solusi yang mungkin akan ada tindak lanjut ke depannya. Pertama, pemerintah harus lebih giat dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia melalui pendidikan dalam dan luar sekolah. Kedua, perlunya inventarisasi dan Evaluasi potensi SDA dan lingkungan hidup. Ketiga, meningkatkan penelitian dan pengembangan potensi manfaat hutan terutama untuk pengembangan pertanian, industri dan kesehatan. Keempat, penyediaan Infra Struktur dan Spasial SDA dan Lingkungan Hidup baik di darat, laut maupun udara. Kelima, Perlunya persyaratan AMDAL terhadap usaha-usaha yang mengarah pada keseimbangan hidup. Terakhir, perlunya penyuluhan dan kerjasama kemitraan antara Lembaga Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup dan SDA serta perlunya peningkatan kemampuan Institusi dan SDM Aparatur Pengelolaan SDA dan LH. Karena pembangunan yang baik adalah yang berwawasan lingkungan walaupun terkadang dengan kemungkinan kerusakan untuk ditimbang dan dinilai manfaat untung ruginya dan diambil keputusan dengan penuh tanggung jawab kepada generasi mendatang. Karena generasi yang akan datang, tidak ikut serta dalam proses pengambilan keputusan sekarang dalam menentukan penggunaan sumber daya alam yang sebenarnya kita hanya meminjami dari mereka untuk pembangunan masa kini dengan dampak pembangunan di masa nanti!
Written By : Darus Altin

Dosen Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung

PELAJARAN PENTING DARI KASUS REKSADANA 'BODONG' DI BANK CENTURY

Di pekan ini, cerita bank Century memasuki bab baru yang lebih menakutkan dari cerita horor. Ternyata selama ini, Bank Century dalam operasinya juga melakukan penjualan reksadana padahal bank ini tidak mempunyai perizinan untuk menjual Reksadana. Ketika saya cek ke situs Bapepam, Bank Century tidak terdaftar sebagai APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana).

Kisah seram ini lalu ternyata berkembang menjadi lebih menyeramkan lagi. Salah satu reksadana yang dijual oleh Bank Century merupakan reksadana 'bodong', alias reksadana yang dibuat tanpa seizin Bapepam. Reksadana yang bermasalah ini dijual dengan nama Investasi Dana Tetap Terproteksi dan dikeluarkan oleh PT. Antaboga Delta Sekuritas. Hebatnya lagi, produk ini kabarnya sudah dijual sejak tahun 2001. Kini dikabarkan bahwa bahwa Rp 1 Triliun - Rp 1,5 Triliun milik nasabah bank Century terkena masalah seputar produk ini.

Jika teman-teman pembaca berpikir bahwa cerita ini berakhir di sini, maka anda salah besar, karena masih ada sisi menarik lainnya. Per 30 September 2008, PT. Antaboga Delta Sekuritas tercatat sebagai salah satu pemegang saham terbesar Bank Century (dengan total kepemilikan 7,44%).

Transparansi dalam Kasus Bank Century

Rabu, 2 Desember 2009 | Metro TV | Lampung Post | Borneo News | Yayasan Sukma | Kick Andy
Home
Advertisiment

* Home
* Polhukam
* Ekonomi & Bisnis
* Olahraga
* Sepak Bola
* Megapolitan
* Nusantara
* Internasional
* Sains & Teknologi
* Humaniora
* Opini

* Perempuan
* Hidup Sehat
* Otomotif
* Travelista
* Kuliner
* Blog
* Video
* Foto
* Cinema

* Politik Dalam Negeri
* Politik Luar Negeri
* Hukum
* Hankam
* Lainnya

* Ekonomi
* Bursa & Valas
* Finansial & Perbankan
* Bisnis & Investasi
* Lainnya

* Bulu Tangkis
* Tenis
* Basket
* F1
* Moto GP
* Tinju
* Sosok
* Lainnya

* Liga Inggris
* Liga Itali
* Liga Spanyol
* Liga Jerman
* Liga Indonesia
* Off Side
* Lainnya

* Kriminal
* Trafik
* Sosial
* Peristiwa
* Lainnya

* Berita & Peristiwa
* Lainnya

* Piranti
* Iptek
* Telekomunikasi
* Regulasi
* E Lifestyle

* Kesehatan
* Pendidikan
* Lingkungan
* Kebudayaan
* Religi
* Umum

* Bali - Nusa Tenggara
* Jabar - Banten
* Jateng - DIY
* Jatim
* Kalimantan
* Maluku - Irian Jaya
* Sulawesi
* Sumatera

Suara Anda | Layanan Umum | Kontak Media | Jadwal Hari Ini | Lowongan Kerja
Jadwal Sholat Penerbangan Kereta Api Travel + Primajasa
Polisi Pemadam Kebakaran Layanan Publik
Media Online
Iklan Sirkulasi Percetakan Production Publishing
Advertisiment
Transparansi dalam Kasus Bank Century
Selasa, 01 September 2009 00:01 WIB 59 Komentar

CETAK

KIRIM

DIGG

FACEBOOK

Buzz up! (1)
RIBUT-RIBUT soal pengucuran dana penyelamatan Bank Century terus berlanjut walaupun Menteri Keuangan Sri Mulyani berulang kali mengatakan penyelamatan terhadap bank kecil itu telah sesuai dengan peraturan.

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah mengucurkan dana sebesar Rp6,7 triliun kepada Bank Century atas rekomendasi pemerintah dan Bank Indonesia. Padahal, dana yang disetujui DPR hanya sebesar Rp1,3 triliun.

Misteri itulah yang ditindaklanjuti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit investigasi terhadap bank.

Tidak hanya KPK, DPR pun meminta BPK mengaudit proses bailout tersebut. Itu karena sebelumnya DPR pada 18 Desember 2008 telah menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK) sebagai payung hukum dari penyelamatan bank milik pengusaha Robert Tantular itu.

Kasus Bank Century telah memperlihatkan kepada kita bahwa ada bank kecil yang mendapatkan dukungan besar dari otoritas keuangan dan bank sentral. Pertanyaannya adalah semangat apakah yang melatarinya?

Argumentasi yang muncul dari pihak berwenang sejauh ini adalah bahwa proses penyelamatan Bank Century telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam UU LPS dan perintah dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Bahwa pembiayaan yang dikeluarkan LPS untuk menyelamatkan Bank Century berasal dari kekayaan LPS, bukan uang negara.
Saat likuidasi Bank Century, terdapat 23 bank yang masuk pengawasan BI. Dan pengambilalihan itu bertujuan memberikan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk mencegah rush yang bila dibiarkan, akan berdampak sistemik terhadap perekonomian nasional.

Terlepas dari argumen pemerintah, BI, dan LPS, yang harus diuji kebenarannya, kasus Bank Century dalam level tertentu diperkeruh isu transparansi yang dipertanyakan banyak kalangan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan tegas menyatakan ia sama sekali tidak tahu tentang proses bailout bank tersebut karena tidak pernah mendapatkan laporan dari Sri Mulyani saat kebijakan itu diambil.

Adalah aneh, seorang wakil presiden yang selama ini dikenal sebagai driving force dalam kebijakan ekonomi tidak mengetahui dan tidak dilapori. Ketidaktahuan Wapres menjadi bukti bahwa transparansi menjadi persoalan serius yang harus dituntaskan dalam isu bailout ini.

Kasus Bank Century juga tidak terlepas dari isu tidak sedap mengenai dugaan keterlibatan petinggi kepolisian. Terkait dengan persoalan di Bank Century pernah muncul sebuah polemik tentang cicak versus buaya antara kepolisian dan KPK. Ini juga menjadi tanda tanya tersendiri yang harus diungkap.

Ada pula isu bahwa penyelamatan Bank Century dilakukan semata untuk menyelamatkan dana nasabah tertentu.

Masih banyak misteri yang melingkupi kasus penyelamatan Bank Century. Karena itu, audit investigasi BPK harus dilakukan dengan tuntas.

Jangan sampai ada penumpang gelap yang bermain dengan mengatasnamakan penyelamatan ekonomi nasional.

Pertanyaan yang amat mengganggu bukanlah pada alasan mengapa Bank Century harus diselamatkan. Namun, pada mengapa untuk sebuah bank kecil dengan aset yang juga kecil harus dikucurkan dana yang begitu besar? Apalagi pemilik bank itu sedang terlibat kasus pidana penggelapan uang nasabah?

Apakah semua kejahatan pidana pemilik bank harus ditanggulangi negara? Jadi, soal mengapa sudah transparan. Yang belum terang benderang adalah soal jumlah yang sangat besar.
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/09/09/93403/70/13/Transparansi-dalam-Kasus-Bank-Century